Persaingan Antara Sinden dan Tarik
Suara Modern di Era Globalisasi
Oleh Puteri Alifa
Yasmine
Di era
globalisasi ini banyak sekali anak muda yang mulai terpengaruh dengan kegiatan
yang kebarat-baratan. Dari cara berpakaian, cara berbahasa, dan bergaul. Yang lebih
menghawatirkan lagi adalah era globalisasi telah mempengaruhi kesenian
tradisional yang ada di Indonesia salah satu nya adalah Sinden. Hal itu tentu
sangat disayangkan karena sinden merupakan salah satu tarik suara tradisional
yang unik dan juga terkenal di Jawa bahkan di Indonesia sendiri. Namun, dengan
munculnya era globalisasi masyarakat terutama kalangan anak muda tidak mengenal
lebih dalam tentnang kesenian unik ini.
A.
Apa itu Sinden?
Sinden
adalah sebutan bagi seorang wanita yang bernyanyi mengikuti iringan Gendhing Gamelan. Sinden sangat identic dengan
gamelan karena memang khususnya sinden biasa tampil mengiringi Wayang atau setiap pertunjukan yang
menggunakan iringan music gamelan. Selain memiliki keahlian dalam tarik suara
yang unik, sinden juga harus memiliki penampilan yang menarik dan cantik karena
sinden biasa dianggap menjadi salah satu perhiasan dalam sebuah pertunjukan
sehinga bisa menarik para penonton dan memeriahkan acara.
Dalam
pementasan wayang jaman dahulu, sinden biasanya hanya sendiri dan merupakan istri
dari dalangnya atau salah satu anggota pemain gamelan tersebut. Sinden biasanya
ditempatkan dibelakang dalang dan dibarisan depan pengiring gamelan. Namun,
seiring berjalannya waku sinden mengalami perkembangan dan dialihkan tempatnya
menghadap penonton, tepatnya disebelah kanan dalang membelakangi wayang. Selain
dialihkannya tempat duduk, sinden juga bertambah menjadi dua orang bahkan bisa
lebih.
B.
Dampak pada Kalangan Anak Muda
Pada
zaman yang sudah modern ini kalangan anak muda lebih tertarik dengan tarik
suara modern dengan lagu-lagu barat yang pasti bisa dihafal hanya dalam beberapa
menit. Lagu-lagu yang variatif dan
banyaknya pilihan alternative music untuk dinyanyikan tentu saja membuat
kalangan anak muda lebih tertarik. Berbeda dengan sinden yang identic dengan
lagu berbahasa daerah jawa dan mengikuti suara gamelan yang lambat. Tidak
sedikit juga kalangan muda yang menganggap sinden itu membosankan dan sulit. Padahal,
kalau dilihat dan dikenal lebih dalam menjadi seorang sinden membutuhkan teknik
dan latihan yang tidak biasa.
Selain
itu, acara-acara yang diadakan untuk mengasah kemampuan sinden masih jarang
ditemui. Ada, namun sedikit dan biasanya diadakan hanya di daerah-daerah jawa
timur tidak di kota-kota besar seperti Jakarta. Begitu juga dengan maraknya
ajang pencarian bakat yang diadakan di TV tentu saja makin membuat kalangan remaja lebih mengenal tarik suara
modern dibanding dunia tarik suara tradisional. Tentu saja hal itu membuat
sinden dan tarik suara modern berbanding terbalik. Dampak dari hal tersebut
dangat dirasakan terutama di kalangan anak muda. Masih banyak anak muda yang
belum megetahui hal spesifik tentang sinden. Mungkin remaja yang bertempat
tinggal di daerah Jawa Timur masih bisa memahami hal spesifik tentang sinden.
Namun, di kota-kota besar seperti Jakarta masih sangat diragukan.
C.
Upaya yang dilakukan untuk melestarikan Sinden
Ajang
pencarian bakat “Lomba Sinden” pernah dilakukan didaerah Jawa Timur pada tahun
2014 lalu. Acara tersebut diadakan oleh pemerintah setempat dengan diikuti oleh
banyak pesinden dari daerah jawa timur. Tentu saja hal itu sangat menyadarkan
kita bahwa peminat dari pesinden itu masih banyak dan masih bisa dikembangkan serta
dikenalkan ke kalangan anak muda untuk melestarikan sinden di masa yang akan dating
kelak. Walaupun begitu, pada jaman yang modern ini sinden masih bisa dibilang salah
satu kesenian yang “kritis”.
Dengan
cara-cara sederhana kita bisa melestarikan sinden yaitu dimulai dari mempelajari
dan mengenal lebih dalam hal-hal spesifik tentang sinden. Rasa kesadaran dan
kepedulian akan “kritis-nya” kesenian sinden juga harus ditingkatkan dengan
cara mengikuti lomba-lomba yang berhubungan dengan sinden atau kita bisa mengadakan
lomba sinden sendiri. Kemudian, dengan mengikuti latihan bisa juga membantu
kita dalam melestarikan kegiatan tarik suara tradisional ini. Salah satu tempat
latihan terkenal untuk belajar menyinden adalah di SMKI (jurusan karawitan/sindhen) atau di Institut Kesenian
Indonesia yang untuk saat ini berlokasi didaerah Yogyakarta.
Menjadi sinden cilik
merupakan salah satu upaya untuk melestarikan sinden di Indonesia.
Salah
satu acara Festival Sinden Internsional pada tahun 2009 telah membuktikan bahwa
sinden adalah kesenian yang pantas dikembangkan dan diakui di mata dunia maupun
di Indonesia. Tidak hanya pesinden dari Indonesia namun pesinden dari luar
negeri juga ikut meramaikan acara. Seni Sinden berikut muatan kearifan budaya
yang berupa piwulang (ajaran) tentang
nilai-nilai moral yang terkandung dalam bait-bait tembang gubahan para pujangga
kita telah menjadi kebanggaan dunia, tak hanya bagi orang-orang Indonesia. Maka
itu sebagai kalangan anak muda kita harus bangga dan mulai melestarikan
kesenian tradisional turun menurun, yaitu Sinden
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar