Kamis, 05 November 2015

Persaingan Antara Sinden dan Tarik Suara Modern Di Era Globalisasi Oleh Puteri Alifa Yasmine (1506761450)



Persaingan Antara Sinden dan Tarik Suara Modern di Era Globalisasi
Oleh Puteri Alifa Yasmine



   
             Di era globalisasi ini banyak sekali anak muda yang mulai terpengaruh dengan kegiatan yang kebarat-baratan. Dari cara berpakaian, cara berbahasa, dan bergaul. Yang lebih menghawatirkan lagi adalah era globalisasi telah mempengaruhi kesenian tradisional yang ada di Indonesia salah satu nya adalah Sinden.  Hal itu tentu sangat disayangkan karena sinden merupakan salah satu tarik suara tradisional yang unik dan juga terkenal di Jawa bahkan di Indonesia sendiri. Namun, dengan munculnya era globalisasi masyarakat terutama kalangan anak muda tidak mengenal lebih dalam tentnang kesenian unik ini. 

A.      Apa itu Sinden?

                Sinden adalah sebutan bagi seorang wanita yang bernyanyi mengikuti iringan Gendhing Gamelan. Sinden sangat identic dengan gamelan karena memang khususnya sinden biasa tampil mengiringi Wayang atau setiap pertunjukan yang menggunakan iringan music gamelan. Selain memiliki keahlian dalam tarik suara yang unik, sinden juga harus memiliki penampilan yang menarik dan cantik karena sinden biasa dianggap menjadi salah satu perhiasan dalam sebuah pertunjukan sehinga bisa menarik para penonton dan memeriahkan acara.
                Dalam pementasan wayang jaman dahulu, sinden biasanya hanya sendiri dan merupakan istri dari dalangnya atau salah satu anggota pemain gamelan tersebut. Sinden biasanya ditempatkan dibelakang dalang dan dibarisan depan pengiring gamelan. Namun, seiring berjalannya waku sinden mengalami perkembangan dan dialihkan tempatnya menghadap penonton, tepatnya disebelah kanan dalang membelakangi wayang. Selain dialihkannya tempat duduk, sinden juga bertambah menjadi dua orang bahkan bisa lebih.

B.      Dampak pada Kalangan Anak Muda

                Pada zaman yang sudah modern ini kalangan anak muda lebih tertarik dengan tarik suara modern dengan lagu-lagu barat yang pasti bisa dihafal hanya dalam beberapa menit.  Lagu-lagu yang variatif dan banyaknya pilihan alternative music untuk dinyanyikan tentu saja membuat kalangan anak muda lebih tertarik. Berbeda dengan sinden yang identic dengan lagu berbahasa daerah jawa dan mengikuti suara gamelan yang lambat. Tidak sedikit juga kalangan muda yang menganggap sinden itu membosankan dan sulit. Padahal, kalau dilihat dan dikenal lebih dalam menjadi seorang sinden membutuhkan teknik dan latihan yang tidak biasa.
                Selain itu, acara-acara yang diadakan untuk mengasah kemampuan sinden masih jarang ditemui. Ada, namun sedikit dan biasanya diadakan hanya di daerah-daerah jawa timur tidak di kota-kota besar seperti Jakarta. Begitu juga dengan maraknya ajang pencarian bakat yang diadakan di TV tentu saja makin membuat  kalangan remaja lebih mengenal tarik suara modern dibanding dunia tarik suara tradisional. Tentu saja hal itu membuat sinden dan tarik suara modern berbanding terbalik. Dampak dari hal tersebut dangat dirasakan terutama di kalangan anak muda. Masih banyak anak muda yang belum megetahui hal spesifik tentang sinden. Mungkin remaja yang bertempat tinggal di daerah Jawa Timur masih bisa memahami hal spesifik tentang sinden. Namun, di kota-kota besar seperti Jakarta masih sangat diragukan.

C.      Upaya yang dilakukan untuk melestarikan Sinden

                Ajang pencarian bakat “Lomba Sinden” pernah dilakukan didaerah Jawa Timur pada tahun 2014 lalu. Acara tersebut diadakan oleh pemerintah setempat dengan diikuti oleh banyak pesinden dari daerah jawa timur. Tentu saja hal itu sangat menyadarkan kita bahwa peminat dari pesinden itu masih banyak dan masih bisa dikembangkan serta dikenalkan ke kalangan anak muda untuk melestarikan sinden di masa yang akan dating kelak. Walaupun begitu, pada jaman yang modern ini sinden masih bisa dibilang salah satu kesenian yang “kritis”.
                Dengan cara-cara sederhana kita bisa melestarikan sinden yaitu dimulai dari mempelajari dan mengenal lebih dalam hal-hal spesifik tentang sinden. Rasa kesadaran dan kepedulian akan “kritis-nya” kesenian sinden juga harus ditingkatkan dengan cara mengikuti lomba-lomba yang berhubungan dengan sinden atau kita bisa mengadakan lomba sinden sendiri. Kemudian, dengan mengikuti latihan bisa juga membantu kita dalam melestarikan kegiatan tarik suara tradisional ini. Salah satu tempat latihan terkenal untuk belajar menyinden adalah di SMKI (jurusan karawitan/sindhen) atau di Institut Kesenian Indonesia yang untuk saat ini berlokasi didaerah Yogyakarta.



Menjadi sinden cilik merupakan salah satu upaya untuk melestarikan sinden di Indonesia.
 

                Salah satu acara Festival Sinden Internsional pada tahun 2009 telah membuktikan bahwa sinden adalah kesenian yang pantas dikembangkan dan diakui di mata dunia maupun di Indonesia. Tidak hanya pesinden dari Indonesia namun pesinden dari luar negeri juga ikut meramaikan acara. Seni Sinden berikut muatan kearifan budaya yang berupa piwulang (ajaran) tentang nilai-nilai moral yang terkandung dalam bait-bait tembang gubahan para pujangga kita telah menjadi kebanggaan dunia, tak hanya bagi orang-orang Indonesia. Maka itu sebagai kalangan anak muda kita harus bangga dan mulai melestarikan kesenian tradisional turun menurun, yaitu Sinden




Sumber :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar