Kamis, 05 November 2015

MUSIK KERONCONG DAN PERKEMBANGANNYA DI ERA MODERNISASI

Aditya Reza Nugratama
1506761356

A.                        SEJARAH MUSIK KERONCONG
Keroncong merupakan salah satu jenis musik yang dibawa oleh bangsa portugis sekitar abad ke-16. Pada abad ke 16 inilah, bangsa Portugis membawa pengaruh fado ke Indonesia. Fado merupakan tradisi tutur dalam bermusik di Portugis. Biasanya mengenai perjalanan mengarungi lautan, kemiskinan dan kesedihan. Bisa dibilang, bahwa catatan awal mengenai sejarah lahir dan berkembangnya keroncong, adalah hasil percampuran budaya bermusik para budak yang dibawa Portugis dan budaya Indonesia. Percampuran budaya bermusik ini, awalnya disebut moresco. Moresco/Moresko merupakan musik dengan tarian dari bangsa atau kaum Moor/Moorish (kaum muslim berasal dari Moro, yakni orang kulit hitam yang berasal dari Pantai Utara Afrika) yang tinggal di Portugis.

 Pada abad ke 19 musik ini berubah secara pelafalannya sesuai lidah orang Indonesia, menjadi Keroncong. Alasannya sederhana, “Karena musik ini berbunyi creng-crong.” Ada pula yang menyebutkan bahwa asal mula nama Keroncong berasal dari suara kerincing Rebana. Pendapat masyarakat ini bisa benar, bisa juga tidak. Dalam buku Ensiklopedi Jakarta mengenai Keroncong menyebutkan bahwa asal mula ‘keroncong’ berasal dari Bahasa Portugis yakni jukulele (ukulele) dalam Bahasa Portugis disebut dengan nama croucho, yang artinya kecil (untuk menyebut ukulele sebagai gitar dengan ukuran kecil).

Kerocong berbaur dengan budaya lokal Indonesia, selain dimainkan dengan biola dan sebagainya, biasanya musik ini dimainkan dengan sitar dan gamelan lalu dinyanyikan dengan lagu-lagu bernuansa tradisional Jawa yakni Langgam Jawa. Dengan kata lain Keroncong berbaur menjadi musik folk baru di Indonesia atau “mempribumikan” musik ini dengan menambahkan unsur tradisional Indonesia.


Musik keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut. Selain itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi.


B.                        MUSIK KERONCONG DI ERA MODERNISASI
Perkembangan music keroncong tidak lepas dari perkembangan music yang ada di dunia. Dimulai dari perkembangan music pop pada tahun 1950-an dan 1960-an, lahir lah band-band popular di dunia, dan akhirnya mempengaruhi perkembangan musik di Indonesia.

Modernisasi yang diakibatkan oleh globalisasi, merupakan sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur. Dan cikal bakal modernisasi akibat dari majunya tekologi, informasi dan komunikasi di dunia.

Dengan kemajuan teknologi, bangsa Indonesia mulai menyerap musik-musik dunia, dan meleburkannya dengan music Indonesia. Termasuk  juga keroncong, yang sudah mulai berubah dari mainstream-nya. Keroncong modern, yang sekarang mungkin bisa didengar, sedikit mirip dengan alunan music pop. Banyak musisi yang bereksplorasi dengan music keroncong ini, ada yang menyatukannya dengan musik jazz, folk, bahkan rock. Mungkin pembaca bisa melihat grup music seperti ‘Payung Teduh’ yang mengawinkan music keroncong dengan folk jazz.

Dan datanglah ketakutan, bahwa musik keroncong akan punah, dengan datangnya berbagai jenis musik yang ada di dunia. Masyarakat sekarang lebih munyukai musik-musik yang easy-listening. Tetapi, jenis  musik seperti itu kadang tidak akan bertahan lama, dan lalu digantikan oleh musik-musik lain yang sama halnya. Sangat berbeda sekali dengan music keroncong yang enak untuk didengar dan juga bertahan lama. Akan tahan lama jika masyarakat kita lebih melestarikannya, lebih merawat musik itu. Dan terlebih, masyarakat seharusnya tidak terbawa dengan pengaruh barat dan tidak mengindahkan budaya tanah airnya sendiri. Banyak seni yang terbuang sia-sia karna hanya sedikit masyarakat yang melestarikannya. Peran masyarakat dan juga mungkin pemerintah sangatlah penting untuk menjaga dan melestarikan seni dan budaya Negara kita, sehingga tidak ada lagi seni yang terbuang dan tidak diperhatikan.

C. PENUTUP, KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai penutup, saya hanya ingin masyarakat lebih melestarikan music keroncong ini. Tidak hanya di bidang music, tapi di semua bidang seni atau budaya yang ada di Negara ini untuk dirawat dan dijaga. Karna seni dan budaya amerupakan identitas negeri ini, tanpa adanya seni, maka kita tidak tahu apalagi yang akan kita indahkan di negeri ini.

Maka mari, saya mengajak semua pembaca agar lebih sadar dan tidak perlu terlena dalam alur modernisasi dan lupa dengan budaya tanah airnya sendiri, karna jika bukan kita, masyarakat Indonesia siapa lagi yang akan melestarikannya? Saya malu jika melihat banyak warga asing yang malah melestarikan budaya negeri ini.

Maka dari itu, mari kita lestarikan sni dan budaya yang ada di Indonesia, agar kita tidak kehilangan identitas kita.

Terima Kasih



Sumber:  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar