Kamis, 05 November 2015

Chandra Hakim Yudhistira_1506714334_MID-A_PMKI



Mempertahankan Kesenian Tradisional Tari Remo
Oleh: Chandra Hakim Yudhistira - 1506714334

A. Mengenal Tari Remo



1. Apakah yang dimaksud dengan Tarian Remo?

 Tari Remo (atau terkadang disebut juga Remong) adalah sebuah tarian yang lahir dari kawasan budaya Arek, di bagian pusat Jawa Timur. Dalam sejarahnya, Tari Remo ini diciptakan oleh orang-orang yang berprofesi sebagai penari keliling (tledhek) di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Pada perkembangan selanjutnya, seiring berkembangnya kesenian Ludruk di tengah masyarakat sekitar abad ke 19, Tari Remo digunakan menjadi tarian pembuka dari pentas pertunjukan Ludruk. Sebelum seorang pemain Ludruk membawakan kidungan dan parikan, Tari Remo ditampilkan sebagai pembuka dan ucapan selamat datang bagi para hadirin yang menyaksikan. Begitu lekatnya Ludruk dengan Tari Remo, sehingga kedua produk seni tersebut menyatu menjadi sebuah paket pertunjukan yang masing-masing tidak bisa dipisahkan. Setelah Indonesia merdeka, lambat laun fungsi dan posisi Tari Remo semakin berkembang. Tari Remo kini sering digunakan sebagai tarian penyambutan tamu-tamu istimewa, seperti pejabat, delegasi asing, dan lain sebagainya.
.
2. Asal usul Tarian Remo

Awalnya, Tari Remo adalah tarian yang khusus dibawakan oleh kaum pria. Hal ini berkaitan dengan cerita atau tema dari Tari Remo itu sendiri. Tari Remo bercerita tentang kepahlawanan seorang pangeran yang berjuang dalam medan pertempuran. Untuk itu, sisi maskulin dalam Tari Remo sangat ditonjolkan. Namun dalam perkembangannya, banyak kaum perempuan yang tertarik untuk belajar dan membawakan Tari Remo, bahkan kini Tari Remo banyak ditarikan oleh perempuan. Walaupun demikian, busana ala pria yang digunakan sebagai kostum Tari Remo tidak banyak diubah, meski yang menarikannya seorang perempuan.

          



3. Alunan Musik Tarian Remo yang Memiliki Ciri Khas
           
             Irama musik yang mengiringi Tari Remo ini adalah seperangkat gamelan, yang biasanya terdiri atas bonang barung atau babok, bonang penerus, saron, gambang, gender, slenthem, siter, suling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Gamelan yang digunakan sama seperti gamelan yang digunakan untuk mengiringi pentas pertunjukan Ludruk, menggunakan larasslendro. Kecuali untuk Remo Putri yang sudah berkembang menjadi Tari Beskalan, gamelan yang digunakan menggunakan laras pelog.

               Adapun jenis irama yang sering dibawakan untuk mengiringi Tari Remo adalah irama Jula-Juli dan Tropongan, namun dapat pula berupa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan atau gending-gending kreasi baru. Berbeda dengan tari-tarian Jawa yang lain, Tari Remo hanya diiringi dengan instrumen tanpa seorang waranggana atau sinden yang membawakan tembang. Jika Tari Remo dibawakan sebagai pembuka pertunjukan Ludruk, penari biasanya juga menyanyikan sebuah lagu di tengah-tengah tariannya. Dilihat dari hal tersebut, tentunya selain prigel menari, penari Remo juga harus mahir dalam seni olah suara.

Berkat nuansa kemegahan yang ditampilkan dari gaya busana, irama gamelan yang mengiringi, dan serta gerakan dinamis dan gagah dari Tari Remo, membuat tarian ini terkesan eksklusif dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jawa Timur. Tari Remo yang semula hanya ditarikan oleh satu orang penari saja, lambat laun kemudian ditarikan pula oleh beberapa orang dalam sebuah pentas, yang menjadikan Tari Remo semakin indah karena memiliki pola koreografi tersendiri. Bahkan di era sekarang, di beberapa kota di Jawa Timur, khususnya Jombang dan Surabaya, sering diadakan Festival Remo Massal sebagai event tahunan, selain juga untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke kota tersebut.

B. Tarian Remo di Masa Kini

Banyak sekolah-sekolah di Jawa Timur, khususnya di wilayah budaya Wetanan seperti Surabaya, Jombang, Malang, Pasuruan, dan sekitarnya, menjadikan Tari Remo sebagai salah satu bidang ekstrakurikulernya. Tarian ini sangat diminati oleh generasi muda, terbukti dengan pekan seni atau lomba Remo yang banyak diramaikan oleh penari generasi muda.

Sebagai sebuah tarian yang sangat dibanggakan masyarakat Jawa Timur, eksistensi Tari Remo untuk saat ini memang tidak dalam keadaan mengkhawatirkan. Karena masih sangat banyak generasi muda yang mau belajar, atau paling tidak bangga dengan keberadaan Tari Remo. Beberapa waktu yang lalu, di sebuah festival kebudayaan di Surabaya, sempat disinggung sebuah jargon “Dudu arek Suroboyo lek gak seneng Ngremo !”, yang berarti “bukan anak Surabaya jika tidak suka Tari Remo”. Hal ini menandakan begitu lekatnya Tari Remo dengan masyarakat budaya Wetanan, sehingga Remo menjadi maskot bagi wilayah budaya tersebut. Dan tentunya, menilik karakter dari masyarakat budaya wetanan (khususnya Surabaya) yang sangat membanggakan daerah asalnya, masyarakat daerah ini sudah pasti bangga jika Tari Remo terus lestari, bahkan berkembang hingga ke daerah lain di luar Jawa Timur.

C. Nilai-Nilai Dibalik Tarian Remo
             Sebagai sebuah tarian yang sangat dibanggakan masyarakat Jawa Timur, eksistensi Tari Remo untuk saat ini memang tidak dalam keadaan mengkhawatirkan. Karena masih sangat banyak generasi muda yang mau belajar, atau paling tidak bangga dengan keberadaan Tari Remo. Beberapa waktu yang lalu, disebuah festival kebudayaan di Surabaya, sempat disinggung sebuah jargon "Dudu arek Suroboyo lek gak seneng Ngremo !", yang artinya "bukan anak Surbaya jika tidak suka Tari Remo. Hal ini menanadakan begitu lekatnya Tari Remo dengan masyarakat budaya Wetanan, sehingga Remo menjadi maskot bagi wilayah budaya tersebut. Dan tentunya, mimiliki karakter dari masyarakat budaya wetanan (khususnya Surabaya) yang sangat membanggakan daerah asalnya, masyarakat daerah ini sudah pasti bangga jika Tari Remo terus lestari, bahkan berkembang hingga ke daerah lain di luar Jawa Timur.
D. Akankah Kesenian Tari Remo Tetap Eksis di Masyarakat Umum?
            Begitu pentingnya kesenian tradisional tari Remo bagi generasi muda dan tidak hanya di Jawa Timur saja generasi muda melestarikannya melainkan juga kewajiban seluruh masyarakat Indonesia karena tari Remo merupakan salah satu kekayaan budaya seni tari di Indonesia.  Sehingga, alangkah  baiknya apabila kita menjaga kekayaan warisan budaya leluhur kita ini, dan menjunjunganya hingga ke kancah internasional sebagai wujud rasa cinta dan kebanggaan terhadap kesenian tradisianal kita.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar