Kurangnya Kepedulian Generasi Bangsa Terhadap Kesenian Indonesia
Oleh Vita Mustika Sari
A. Indonesia dan Kebudayaannya
Indonesia
adalah sebuah negara yang memiliki 17.508 pulau dengan 1.128 suku bangsa. Dari
Sabang hingga Meurake terbentang beribu-ribu pulau dengan beraneka ragam suku,
agama, adat, budaya, dan bahasa. Oleh karena itulah, Indonesia sangatlah kaya
akan budaya. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengemukakan bahwa kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat, sehingga budaya masyarakat pun
menciptakan suatu kebiasaan atau tradisi, bahasa, dan juga kesenian. Kesenian
Indonesia dapat diartikan sebagai keseluruhan kesenian bangsa Indonesia, baik
yang bersumber dari budaya tradisional maupun ragam perpaduan kesenian yang
muncul akibat perkembangan kebudayaan Indonesia. Kebudayaan masyarakat
sangatlah dinamis sehingga tentunya sangat mempengaruhi kesenian Indonesia.
Banyak kesenian Indonesia yang mulai terlupakan seiring berjalannya ilmu
pengetahuan teknologi yang semakin canggih. Rasa tanggung jawab akan kebudayaan
pun kian luntur, dikarenakan banyak dari mereka yang lebih mencintai gadget-nya dan apatis terhadap
sekeliling.
B. Pengagungan Westernisasi
Pernahkah anda berpikir bahwa pada zaman ini
semakin lama kesenian Indonesia semakin dipandang sebelah mata oleh bangsanya
sendiri?? Ya, jarang sekali para remaja mengenal, mengetahui, atau bahkan
melestarikan kesenian Indonesia yang ditelah turun-temurun diwariskan oleh generasi
nenek moyang kita sendiri. Terkikisnya budaya Indonesia dikarenakan masuknya
budaya asing sehingga mengubah pikiran para remaja. Para remaja berpikir bahwa
istilah tren adalah mengikuti perkembangan zaman ini, sehingga banyak dari
mereka terseret arus budaya luar dan mengikutinya. Tentunya mereka pun
menganggap bahwa kebudayaan dan kesenian Indonesia adalah kuno dan sangatlah
ketinggalan zaman. Banyak dari mereka mengagung-agungkan apa yang ada di luar
negeri. Dari keindahan alamnya, budayanya, dan lain-lain. Mereka menggilai
kebiasaan western yang menurut mereka
keren akan tetapi tidak sesuai dengan budaya Indonesia.
Remaja Indonesia yang mulai menggilai kebiaisaan western |
Bangsa luar yang gemar mempelajari gamelan Sunda |
C. Terpikatnya Bangsa Asing terhadap Keunikan Kesenian Indonesia
Ironisnya,
remaja Indonesia mengangungkan budaya bangsa luar tapi sebaliknya, justru bangsa
luar negeri berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk mengenal Indonesia
lebih dalam. Mereka mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat kaya
akan budayanya yang unik. Bahkan, mereka mencari sejarah bagaimana budaya itu
terbentuk pertama kalinya hingga berkembang menjadi seperti sekarang ini. Mereka
sangat terpukau dengan setiap kesenian bangsa Indonesia yang memiliki arti
estetika tersendiri pada setiap seninya. Dari seni tari, musik, tradisi
upacara, dan sebagainya. Banyak dari mereka datang ke sini untuk meneliti
perkembangan kesenian Indonesia. Pernahkah kalian mendengar bahwa gamelan
menjadi menjadi mata pelajaran wajib di New Zealand, Kanada, dan Singapura serta di beberapa universitas di Amerika dan Eropa?
Kemudian, Bali yang terkenal akan keindahan alamnya serta kesenian Bali yang
kental didalamnya sehingga membuat para wisatawan tertarik untuk berkunjung.
Kesenian Bali mulai dari tari pendet, tari panji semarang, tari kecak, tari
condong, gamelan Bali, upacara ngaben, upacara potong gigi, dan masih banyak
lagi. Terkadang saya berpikir, justru terkadang bangsa luarlah yang membuat kesenian
Indonesia menjadi kembali muncul setelah mereka meng-upload ke media sosial tentang berbagai pertunjukan kesenian yang
sudah mereka lihat. Barulah kemudian para remaja melihatnya, dan mengetahui
kesenian apa yang ada di bangsanya sendiri. Kemudian, mereka mengunjungi di
mana kesenian itu berada dan ikut meng-upload-nya
ke media sosial, tetapi berbeda tujuan. Bangsa luar memiliki tujuan agar bangsa
luar negeri lain mengetahui keindahan kesenian Indonesia yang tersembunyi
didalamnya, sehingga mereka bisa ikut belajar mengenalnya dan berkunjung ke
sini. Akan tetapi, bagaimana dengan tujuan para remaja, sebagian dari mereka
mungkin memang benar-benar tertarik, dan sebagian dari mereka hanya mengikuti ‘kekinian' yang diikuti oleh bangsa luar.
Sungguhkan ironiskah bangsa Indonesia zaman ini?
Beberapa perguruan tinggi terkemuka seperti UCLA, San Diego, Berkeley, Wisconsin, Washington sudah menjadikan gamelan menjadi salah satu dari kurikulum perkuliahan. |
Gamelan Identitas Musik Indonesia yang Mendunia |
Pagelaran budaya Indonesia menarik perhatian masyarakat di kota Best, Belanda |
D. Perlunya Kepedulian Generasi Bangsa Indonesia terhadap Pengembangan Kesenian Indonesia
Jika ditanya, apakah sepenuhnya para remaja yang disalahkan akan ketidakpeduliannya terhadap kesenian bangsa Indonesia. Tentunya tidak, jika dilihat dari banyak sisi, semua warga Indonesia berhak disalahkan karena kita sudah sepatutnya bersatu untuk mengembangkan kesenian Indonesia. Pengembangkan kesenian mungkin bisa dilakukan dengan mendirikan sekolah kesenian khusus dan mereka terjun langsung didalamnya, sehingga kelak di generasi sekarang hingga ke depannya kesenian Indonesia tidak hanya menjadi sebuah nama dan kenangan. Akan tetapi, menjadi sebuah nama dan peristiwa yang masih bisa kita saksikan hingga ke generasi depannya. Perlombaan kesenian, pemberian beasiswa khusus bidang seni juga bisa diselenggarakan oleh pemerintah sehingga menarik minat bagi pelaku seni maupun bagi yang masyarakat yang belum bisa kesenian Indonesia. Nantinya, mereka akan menjadi seniman yang handal dan dapat mengharumkan Indonesia hingga ke dunia internasional. Selain itu, pengembangan kesenian juga bisa dilakukan dengan menjadikan kesenian sebagai budaya-wisata seperti Bali. Tak hanya kesenian yang terkenal saja yang kita kembangkan, tentunya kita harus mempelajari kesenian hingga pelosok Indonesia dan mengembangkannya sehingga menjadi terkenal. Jangan sampai kesenian Indonesia daerah pelosok diakui oleh bangsa lain karena ketidaktauan dan ketidakpedulian generasi ini! Dan menurut saya juga, jika di luar negeri saja bahkan ada mata pelajaran wajib tentang kesenian Indonesia, tentunya pemerintah harusnya menerapkan kurikulum di setiap daerah untuk diadakan mata pelajaran kesenian daerah sesuai dengan daerah masing-masing. Tentunya akan meningkatkan rasa cinta dan bangga kita sebagai bangsa Indonesia dan juga mengembangkan bakat tersembunyi yang ada di dalam diri kita sendiri.
Mulai
sekarang ubahlah doktrin ‘kekinian’ dengan
pikiran yang berbeda. Jadikan kebudayaan dan kesenian ‘kekiniaan’ kita sendiri sehingga bangsa lain mengikutinya, bukan
sebaliknya. Jadilah warga negara yang cinta dan bangga akan budaya dan seninya
sendiri. Tentulah kita sebagai mahasiswa dan warga negara Indonesia yang baik
sudah sepatutnya menjaga dan melestarikan kesenian yang ada di Indonesia agar
tidak punah karena terkikis oleh kehidupan modern zaman ini. Jika bukan kita,
siapa lagi yang akan mengurus dan memimpin Indonesia yang tercinta ini??
Sumber Referensi :
http://www.eocommunity.com/Gamelan-Identitas-Musik-Asli-Indonesia-Yang-Mendunia
http://nrmnews.com/2015/04/20/pagelaran-budaya-indonesia-tarik-perhatian-masyarakat-belanda/
http://www.kompasiana.com/titik_kartitiani/iacs-saat-kesenian-indonesia-rekat-di-tubuh-para-bule_553011d46ea834a31a8b45b4
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&jd=Erosi+Mental+dan+Ideologi%2C+di+Tengah+Lahirnya+Gen+Y&dn=20150814114749
Tidak ada komentar:
Posting Komentar