Turunnya Kepopuleran Kesenian Wayang Orang
A. Asal-usul Wayang Orang
Di Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa, khususnya daerah Jawa Tengah terdapat berbagai jenis macam kesenian tradisional. Jenis-jenis kesenian tradisional tersebut di antaranya adalah kesenian Wayang Orang. Wayang Orang atau yang biasa disebut “Wayang Wong” merupakan seni tradisional khas Jawa. Sesuai dengan namanya, Wayang Orang diperankan oleh orang asli yang memakai kostum dan hiasan layaknya Wayang Kulit. Cerita yang diperankan didasarkan pada kisah Ramayana dan Mahabarata yang berisi moral. Namun, sekarang ini seni pertunjukkan Wayang Orang sudah jarang karena orang-orang menganggap jika pertunjukkan seni seperti adalah kuno dan membosankan. Serta masyrakat sekarang yang lebih menaruh minat mereka pada pertunjukkan seni modern ataupun pagelaran konser artis-artis Internasional bahkan lebih memilih sibuk dengan gadget mereka sendiri. Hal ini juga yang membuat keberadaan seni pertunjukkan tradisional makin luntur.
Rustopo mengutip Soedarsono (R.M. Soedarsono, "Wayang Wong Drama Tari Ritual Kenegaraan di Keraton Yogyakarta") yang menyebutkan bahwa Keraton Yogyakarta dan Pura Mangkunegaran adalah tempat kelahiran wayang orang ketika kesusasteraan Jawa mengalami masa renaissance pada abad ke 18-19, yang ditandai dengan penulisan kembali kakawin (Jawa Kuno) dalam bahasa susastra Jawa Baru. Sesungguhnya kerajaan-kerajaan di Jawa Timur abad ke 10 hingga ke 15, sendratari wayang orang yang menceritakan Ramayana dan Mahabarata ini juga sudah dikembangkan. Untuk Pertama kalinya Wayang Orang dipentaskan secara terbatas pada tahun 1760. Walaupun masih tetap terbatas dinikmati oleh kerabat keraton dan para pegawainya. Namun lambat laun Kesenian Wayang orang mulai disukai oleh masyarakat umum.
Pada masa pemerintahan Mangkunegoro VII (1916 -1944) kesenian Wayang Orang mulai diperkenalkan pada masyarakat di luar tembok keraton. Usaha memasyarakatkan kesenian ini makin pesat ketika Sunan Paku Buwana X (1893-1939) memprakarsai pertunjukan Wayang Orang bagi masyarakat umum di Balekambang, Taman Sri Wedari, dan di Pasar Malam yang diselenggarakan di alun-alun. Para pemainnya pun, bukan lagi hanya para abdi dalem, melainkan juga orang-orang di luar keraton yang berbakat menari. Penyelenggaraan pertunjukan Wayang Orang secara komersial baru dimulai pada tahun 1922. Mulanya, dengan tujuan mengumpulkan dana bagi kongres kebudayaan. Setelah itu Wayang Orang juga menyebar ke Yogyakarta. Pada zaman pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII (1877 -1921) keraton Yogyakarta dua kali mempergelarkan pementasan Wayang Orang untuk tontonan kerabat keraton. Pakaian para penari Wayang Orang pada awalnya masih amat sederhana, tidakjauh berbeda dengan pakaian adat keraton sehari-hari, hanya ditambah dengan selendang tari. Baru pada zaman Mangkunegoro VI (1881-1896), penari Wayang Orang mengenakan irah-irahan terbuat dari kulit ditatah apik, kemudian disungging dengan perada.
B. Salah Satu Kesenian Wayang Orang yang Terkenal
1. Masa Kepopuleran
Salah satu kesenian Wayang Orang yang terkenal pada masanya adalah Wayang Orang di Surakarta, Wayang Orang Sriwedari. Masa kejayaan pertunjukan Wayang Orang Sriwedari yang berwujud rangkaian cerita pada periode 1960 hingga 1970-an. Wayang Sriwedari tidak hanya terkenal di lokal, namun banyak orang luar bahkan turis asing yang ikut melihat pertunjukkan Wayang Orang Sriwedari ini. Periode tahun 1945 sampai dengan tahun 1965 merupakan generasi kedua dari Wayang Wong Sriwedari. Periode ini juga dinyatkaan sebagai masa kejayaan Wayang wong Sriwedari. Dimana seni pertunjukan tradisional ini memang banyak menyerap banyak penonton, tidak saja masyarkaat Jawa, tetapi juga amat disukai oleh: Bangsa Tionghoa dan bangsa-bangsa lainnya yang tinggal di dalam dan di luar negeri.
2. Turunnya Popularitas Wayang Orang
Merosotnya seni wayang orang di Mangkunegaran sebagai akibat dari krisis ekonomi di keraton. Sekiranya Gan Kan tidak melanjutkan seni tradisi wayang orang tersebut diluar keraton, kemungkinan besar warisan seni wayang orang ini akan hilang untuk selamanya. Dan atas peranannya, seni wayang orang dari keraton itu bergeser menjadi bagian seni tradisi pertunjukkan masyarakat yang tidak sakral lagi (desakralisasi) atau menjadi pertunjukkan hiburan yang bersifat komersil dan populis dalam bentuk wayang panggung (komersil). Pada tahun 1895, Gan Kam yang dikenal sebagai perintis yang mempopulerkan wayang orang Mangkunegoro membentuk rombongan wayang orang komersil pertama yang sebagian besar pemainnya direkrut dari mantan abdi dalem penari wayang orang Mangkunegaran yang diberhentikan.
John McGlynn, Ketua Pembina Yayasan Lontar mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan wayang kurang populer di mata anak muda yaitu produk lama, bahasa, kemasan dan waktu. Ki Dalang Rohmad Hadiwijoyo mengaku prihatin dengan kondisi wayang di Indonesia yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda Indonesia. Padahal, Wayang adalah salah satu karya adiluhung Indonesia yang menyebarkan pesan moral yang penuh makna. Rohmadi melihat lunturnya budaya wayang di mata anak muda karena orang tua kurang memperkenalkan budaya wayang kepada anak sejak dini mereka sehingga ketika anak itu tumbuh dewasa, anak itu lebih mengenal dengan cerita-cerita komik yang notabene berasal dari luar Indonesia. Faktor lainnya adalah ketika para penikmat seni Wayang Orang yang itu-itu saja serta para pemain Wayang Orang yang sudah semakin tua.
Rohmadi mengatakan saat ini pergelaran wayang sudah bisa menggunakan bahasa Indonesia bahkan bahasa Asing, tempat pergelarannya pun bukan di lapangan desa tapi sebuah pusat perbelanjaan untuk menarik minat orang dan masalah waktu, pergelaran wayang bisa digelar pada Siang hari.
3. Pertunjukkan Wayang Orang yang Masih Ada
Pertunjukkan wayang orang yang masih ada saat ini, salah satunya adalah wayang orang Barata (di kawasan Pasar Senen, Jakarta) seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah Wayang Orang, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan yang disajikan.Tema cerita dalam sebuah pertunjukan Wayang Orang bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari Ramayana dan Mahabarata. Seni pertunjukkan Wayang Orang juga terkadang masih ditayangkan di televisi-televisi lokal, misalnya TVOne, iNewsTV, dan TVRI.
Kemudian kebudayaan yang telah ada seperti kebudayaan tradisional akan tergeser bahkan akan hilang terganti oleh kebudayaan baru/ modern. Orang-orang akan lebih mengandalkan kebudayaan baru dan meninggalkan kebudayaan tradisional karena dianggap kebudayaan itu adalah kebudayaan yang kuno dan pantas di tinggalkan. Jadi keberadaan kebudayaan tradisional saat ini sangat mengkhawatirkan. Kita sebagai penerus bangsa harus dapat melestarikan budaya sendiri, budaya tradisional. Jangan sampai budaya itu punah tertelan waktu yang ke era globalisasi.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Popularitas kesenian Wayang Orang pada masa kini mulai turun seiring berkembangnya IPTEK dan kurangnya kesadaran para generasi muda terhadap kesenian tradisional Indonesia. Seiring berjalannya waktu, kesenian Wayang Orang mulai turun kepopulerannya karena kalah dengan kesenian-kesenian yang modern. Itulah kenapa, untu sekarang ini, para generasi muda yang dituntut untuk lebih melestarikan kesenian dan seni tradisional Indonesia yang mulai turun kepopulerannya.
2. Solusi
Salah satu solusi agar kesenian Wayang Orang tidak luntur pada masa kini atau agar para generasi muda tetap melestarikannya adalah bisa dimulai dari diri kita sendiri. Misalnya, jangan terlalu terlena dengan pola hidup yang kebarat-baratan. Maksudnya, kita boleh saja mengikuti perkembangan, tetapi jangan melupakan juga kesenian tradisional negara sendiri. Dengan sering menonton pertunjukkannya jika ada. Namun, dari beberapa televisi lokal terkadang menayangkan acara pertunjukkan seni Wayang maupun Wayang Orang ataupun Wayang Kulit.
3. Saran
Seharusnya kita sebagai penerus bangsa, kita harus tetap mengikuti perkembangan budaya modern tapi jangan sampai kita meninggalkan budaya sendiri. Jangan sampai kejadian kemarin seperti pengklaiman budaya terjadi kembali. Para orangtua juga seharusnya lebih mengenalkan kesenian tradisional Indonesia pada anak mereka sejak usia dini.
Sumber referensi:
http://budidayabudaya.com/wayang-orang-seni-tradisional-khas-wong-jowo/
http://www.antaranews.com/berita/264265/mengapa-budaya-wayang-luntur-
http://www.antaranews.com/berita/209772/seniman-tiga-kota-gelar-wayang-orang-sriwedari
https://www.facebook.com/notes/wayang-nusantara-indonesian-shadow-puppets/liputan-wayang-orang-sriwedari-oleh-tvone-tepi-jaman/428412796109
Di Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa, khususnya daerah Jawa Tengah terdapat berbagai jenis macam kesenian tradisional. Jenis-jenis kesenian tradisional tersebut di antaranya adalah kesenian Wayang Orang. Wayang Orang atau yang biasa disebut “Wayang Wong” merupakan seni tradisional khas Jawa. Sesuai dengan namanya, Wayang Orang diperankan oleh orang asli yang memakai kostum dan hiasan layaknya Wayang Kulit. Cerita yang diperankan didasarkan pada kisah Ramayana dan Mahabarata yang berisi moral. Namun, sekarang ini seni pertunjukkan Wayang Orang sudah jarang karena orang-orang menganggap jika pertunjukkan seni seperti adalah kuno dan membosankan. Serta masyrakat sekarang yang lebih menaruh minat mereka pada pertunjukkan seni modern ataupun pagelaran konser artis-artis Internasional bahkan lebih memilih sibuk dengan gadget mereka sendiri. Hal ini juga yang membuat keberadaan seni pertunjukkan tradisional makin luntur.
Rustopo mengutip Soedarsono (R.M. Soedarsono, "Wayang Wong Drama Tari Ritual Kenegaraan di Keraton Yogyakarta") yang menyebutkan bahwa Keraton Yogyakarta dan Pura Mangkunegaran adalah tempat kelahiran wayang orang ketika kesusasteraan Jawa mengalami masa renaissance pada abad ke 18-19, yang ditandai dengan penulisan kembali kakawin (Jawa Kuno) dalam bahasa susastra Jawa Baru. Sesungguhnya kerajaan-kerajaan di Jawa Timur abad ke 10 hingga ke 15, sendratari wayang orang yang menceritakan Ramayana dan Mahabarata ini juga sudah dikembangkan. Untuk Pertama kalinya Wayang Orang dipentaskan secara terbatas pada tahun 1760. Walaupun masih tetap terbatas dinikmati oleh kerabat keraton dan para pegawainya. Namun lambat laun Kesenian Wayang orang mulai disukai oleh masyarakat umum.
Pada masa pemerintahan Mangkunegoro VII (1916 -1944) kesenian Wayang Orang mulai diperkenalkan pada masyarakat di luar tembok keraton. Usaha memasyarakatkan kesenian ini makin pesat ketika Sunan Paku Buwana X (1893-1939) memprakarsai pertunjukan Wayang Orang bagi masyarakat umum di Balekambang, Taman Sri Wedari, dan di Pasar Malam yang diselenggarakan di alun-alun. Para pemainnya pun, bukan lagi hanya para abdi dalem, melainkan juga orang-orang di luar keraton yang berbakat menari. Penyelenggaraan pertunjukan Wayang Orang secara komersial baru dimulai pada tahun 1922. Mulanya, dengan tujuan mengumpulkan dana bagi kongres kebudayaan. Setelah itu Wayang Orang juga menyebar ke Yogyakarta. Pada zaman pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII (1877 -1921) keraton Yogyakarta dua kali mempergelarkan pementasan Wayang Orang untuk tontonan kerabat keraton. Pakaian para penari Wayang Orang pada awalnya masih amat sederhana, tidakjauh berbeda dengan pakaian adat keraton sehari-hari, hanya ditambah dengan selendang tari. Baru pada zaman Mangkunegoro VI (1881-1896), penari Wayang Orang mengenakan irah-irahan terbuat dari kulit ditatah apik, kemudian disungging dengan perada.
B. Salah Satu Kesenian Wayang Orang yang Terkenal
1. Masa Kepopuleran
Salah satu kesenian Wayang Orang yang terkenal pada masanya adalah Wayang Orang di Surakarta, Wayang Orang Sriwedari. Masa kejayaan pertunjukan Wayang Orang Sriwedari yang berwujud rangkaian cerita pada periode 1960 hingga 1970-an. Wayang Sriwedari tidak hanya terkenal di lokal, namun banyak orang luar bahkan turis asing yang ikut melihat pertunjukkan Wayang Orang Sriwedari ini. Periode tahun 1945 sampai dengan tahun 1965 merupakan generasi kedua dari Wayang Wong Sriwedari. Periode ini juga dinyatkaan sebagai masa kejayaan Wayang wong Sriwedari. Dimana seni pertunjukan tradisional ini memang banyak menyerap banyak penonton, tidak saja masyarkaat Jawa, tetapi juga amat disukai oleh: Bangsa Tionghoa dan bangsa-bangsa lainnya yang tinggal di dalam dan di luar negeri.
2. Turunnya Popularitas Wayang Orang
Merosotnya seni wayang orang di Mangkunegaran sebagai akibat dari krisis ekonomi di keraton. Sekiranya Gan Kan tidak melanjutkan seni tradisi wayang orang tersebut diluar keraton, kemungkinan besar warisan seni wayang orang ini akan hilang untuk selamanya. Dan atas peranannya, seni wayang orang dari keraton itu bergeser menjadi bagian seni tradisi pertunjukkan masyarakat yang tidak sakral lagi (desakralisasi) atau menjadi pertunjukkan hiburan yang bersifat komersil dan populis dalam bentuk wayang panggung (komersil). Pada tahun 1895, Gan Kam yang dikenal sebagai perintis yang mempopulerkan wayang orang Mangkunegoro membentuk rombongan wayang orang komersil pertama yang sebagian besar pemainnya direkrut dari mantan abdi dalem penari wayang orang Mangkunegaran yang diberhentikan.
John McGlynn, Ketua Pembina Yayasan Lontar mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan wayang kurang populer di mata anak muda yaitu produk lama, bahasa, kemasan dan waktu. Ki Dalang Rohmad Hadiwijoyo mengaku prihatin dengan kondisi wayang di Indonesia yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda Indonesia. Padahal, Wayang adalah salah satu karya adiluhung Indonesia yang menyebarkan pesan moral yang penuh makna. Rohmadi melihat lunturnya budaya wayang di mata anak muda karena orang tua kurang memperkenalkan budaya wayang kepada anak sejak dini mereka sehingga ketika anak itu tumbuh dewasa, anak itu lebih mengenal dengan cerita-cerita komik yang notabene berasal dari luar Indonesia. Faktor lainnya adalah ketika para penikmat seni Wayang Orang yang itu-itu saja serta para pemain Wayang Orang yang sudah semakin tua.
Rohmadi mengatakan saat ini pergelaran wayang sudah bisa menggunakan bahasa Indonesia bahkan bahasa Asing, tempat pergelarannya pun bukan di lapangan desa tapi sebuah pusat perbelanjaan untuk menarik minat orang dan masalah waktu, pergelaran wayang bisa digelar pada Siang hari.
3. Pertunjukkan Wayang Orang yang Masih Ada
Pertunjukkan wayang orang yang masih ada saat ini, salah satunya adalah wayang orang Barata (di kawasan Pasar Senen, Jakarta) seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah Wayang Orang, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan yang disajikan.Tema cerita dalam sebuah pertunjukan Wayang Orang bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari Ramayana dan Mahabarata. Seni pertunjukkan Wayang Orang juga terkadang masih ditayangkan di televisi-televisi lokal, misalnya TVOne, iNewsTV, dan TVRI.
Kemudian kebudayaan yang telah ada seperti kebudayaan tradisional akan tergeser bahkan akan hilang terganti oleh kebudayaan baru/ modern. Orang-orang akan lebih mengandalkan kebudayaan baru dan meninggalkan kebudayaan tradisional karena dianggap kebudayaan itu adalah kebudayaan yang kuno dan pantas di tinggalkan. Jadi keberadaan kebudayaan tradisional saat ini sangat mengkhawatirkan. Kita sebagai penerus bangsa harus dapat melestarikan budaya sendiri, budaya tradisional. Jangan sampai budaya itu punah tertelan waktu yang ke era globalisasi.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Popularitas kesenian Wayang Orang pada masa kini mulai turun seiring berkembangnya IPTEK dan kurangnya kesadaran para generasi muda terhadap kesenian tradisional Indonesia. Seiring berjalannya waktu, kesenian Wayang Orang mulai turun kepopulerannya karena kalah dengan kesenian-kesenian yang modern. Itulah kenapa, untu sekarang ini, para generasi muda yang dituntut untuk lebih melestarikan kesenian dan seni tradisional Indonesia yang mulai turun kepopulerannya.
2. Solusi
Salah satu solusi agar kesenian Wayang Orang tidak luntur pada masa kini atau agar para generasi muda tetap melestarikannya adalah bisa dimulai dari diri kita sendiri. Misalnya, jangan terlalu terlena dengan pola hidup yang kebarat-baratan. Maksudnya, kita boleh saja mengikuti perkembangan, tetapi jangan melupakan juga kesenian tradisional negara sendiri. Dengan sering menonton pertunjukkannya jika ada. Namun, dari beberapa televisi lokal terkadang menayangkan acara pertunjukkan seni Wayang maupun Wayang Orang ataupun Wayang Kulit.
3. Saran
Seharusnya kita sebagai penerus bangsa, kita harus tetap mengikuti perkembangan budaya modern tapi jangan sampai kita meninggalkan budaya sendiri. Jangan sampai kejadian kemarin seperti pengklaiman budaya terjadi kembali. Para orangtua juga seharusnya lebih mengenalkan kesenian tradisional Indonesia pada anak mereka sejak usia dini.
Sumber referensi:
http://budidayabudaya.com/wayang-orang-seni-tradisional-khas-wong-jowo/
http://www.antaranews.com/berita/264265/mengapa-budaya-wayang-luntur-
http://www.antaranews.com/berita/209772/seniman-tiga-kota-gelar-wayang-orang-sriwedari
https://www.facebook.com/notes/wayang-nusantara-indonesian-shadow-puppets/liputan-wayang-orang-sriwedari-oleh-tvone-tepi-jaman/428412796109
Tidak ada komentar:
Posting Komentar