Oleh : Priska
Andini
A.
Gadget
Sang Pencuri Perhatian Anak Terhadap Seni Tradisi
Pada
zaman yang canggih seperti sekarang ini kita tidak dapat lepas dari teknologi,
salah satunya barang elektronik yang kita kenal dengan sebutan telfon genggam.
Ya baik orang tua maupun anak – anak sekarang ini lebih senang berinteraksi
dengan telfon genggam yang mereka miliki. Kalau zaman dahulu anak – anak senang
bermain dilapangan, berlarian, bercanda dengan teman sebaya, tapi sekarang
sudah berubah. Era globalisasi megubah
semua budaya yang ada, termasuk cara bermain anak. Bukan menjadi sebuah hal
yang asing lagi bagi kita melihat anak – anak usia dini menggunakan telfon
genggam untuk bermain video game secara online. Memang, anak – anak generasi
penerus harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang teknologi.akan tetapi
bukan berarti melupakan permain tradisional yang ada.
Tradisi
yang sudah biasa dimainkan pada jaman dahulu adalah sebuah tradisi permainan
anak yang saat ini sudah jarang kita temui disekitar kita. Padahal permainan
ini adalah salah satu potensi budaya, dimana mereka bisa bermain dan
bersosialisasi dengan teman sebaya. Berkumpul dan bermain bersama memiliki arti
dan filosofi tersendiri. Permainan anak-anak sangat perlu kita bangkitkan
kembali karena mengandung nilai kearifan lokal, kreativitas, menumbuhkan sikap
berani, mandiri, dan ramah lingkungan. Bahkan, tergolong permainan anak – anak
yang murah, karena kita dapat memanfaatkan alat apa saja yang ada disekitar
kita. Salah satu upaya pelestarian permainan tradisional anak - anak adalah
dengan diselenggarakannya Kegiatan
Kaulinan Barudak Urang Lembur oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat atau yang
lebih dikenal dengan Alimpaido.
B. Alimpaido
Permainan Tradisional Mengandung Nilai Kehidupan
Salah
satu cara melestarikan Kaulinan Barudak adalah dengan menggelar kompetisi
permainan anak – anak yang disebut “Alimpaido”. Ya nama kompetisi ini memnag
diambil dari Olimpiade yang diplesetkan,
Alimpaido berasal dari Bahasa Sunda. Alim yang memliki arti tidak mau,
sementara Paido berarti dibohongi. Jadi, Alimpaido dapat kita artikan tidak mau
curang yang merupakan makna hakiki permainan anak – anak yang syarat nilai
budaya dan kreatvitas.
Contoh
permainan yang dipertadingkan dalam Alimpaido adalah egrang, kelom batok,
rorodaan, engkle/sondah, sorodot gaplok, perepet jengkol, gatrik, gasing, bedil
jepret, dan sumpit. Selain bidang olahraga tadi, alimpaido juga memperlombakan
cabang kesenian seperti lomba tari klasik sunda, kawih, dogeng bahasa sunda,
atatupun menulis aksara sunda. Ya
Alimpaido mengandung banyak nilai kehidupan yang bisa kita terapkan dalam
kehidupan sehari – hari diantaranya kejujuran, kreatvitas, dan kekompakan
anak-anak.
Penulis mengutip
dari salah satu portal berita yang ada yaitu sebagai berikut “Alimpaido tahun
ini diikuti oleh perwakilan 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dengan
mempertandingkan 10 permainan tradisional. Bahkan ditahun depan kami berencana
menyenggarakan Alimpaido tingkat Nasional” ujar Ahmad Heryawan selaku Gubernur
Jawa Barat. Dan itu artinya setiap kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat
mengirimkan para putra-putri terbaik daerahnya untuk mewakili dan bertanding
dalam kegiatan Alimpaido.
C. PERANAN ALIMPAIDO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA TRADISIONAL
Tak salah memang mengenalkan anak-anak dengan teknologi, akan tetapi
jangan sampai melupakan permainan tradisional yang ada, karena permainan
tradisional memiliki banyak nilai kehidupan yang bisa kita terapkan dalam
kehidupan sehari – hari. Dan penulis rasa, program yang dilakukan pemerintah
Jawa Barat untuk melestarikan permainan tradisional dengan diadakannya
Alimpaido cukup baik, masyarakat Jawa Barat pun mendukung dengan mengirimkan
putra-putri terbaik mereka diajang Alimpaido ini. Namun, penulis melihat bahwa
cabang seni yang di perlombakan pada kegiatan ini masih sangat terbatas.
Harapan penulis, bukan hanya pemerintah yang ada di
Jawa Barat saja yang memiliki perhatian dalam mengangkat budaya yang terlupakan
melalui Alimpaido tetapi daerah lain pun memiliki kegiatan sejenis Alimpaido.
Dan untuk kedepannya untuk cabang seni yang dilombakan menjadi lebih banyak dan
bervariatif.
Refrensi
C. PERANAN ALIMPAIDO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA TRADISIONAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar