Kamis, 22 Oktober 2015

Priska Andini 1506714422 Mengangkat Budaya yang Terlupakan Lewat Alimpaido

Mengangkat Budaya yang Terlupakan Lewat Alimpaido


Oleh : Priska Andini

A.   Gadget Sang Pencuri Perhatian Anak Terhadap Seni Tradisi

Pada zaman yang canggih seperti sekarang ini kita tidak dapat lepas dari teknologi, salah satunya barang elektronik yang kita kenal dengan sebutan telfon genggam. Ya baik orang tua maupun anak – anak sekarang ini lebih senang berinteraksi dengan telfon genggam yang mereka miliki. Kalau zaman dahulu anak – anak senang bermain dilapangan, berlarian, bercanda dengan teman sebaya, tapi sekarang sudah berubah. Era globalisasi  megubah semua budaya yang ada, termasuk cara bermain anak. Bukan menjadi sebuah hal yang asing lagi bagi kita melihat anak – anak usia dini menggunakan telfon genggam untuk bermain video game secara online. Memang, anak – anak generasi penerus harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang teknologi.akan tetapi bukan berarti melupakan permain tradisional yang ada.
Tradisi yang sudah biasa dimainkan pada jaman dahulu adalah sebuah tradisi permainan anak yang saat ini sudah jarang kita temui disekitar kita. Padahal permainan ini adalah salah satu potensi budaya, dimana mereka bisa bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Berkumpul dan bermain bersama memiliki arti dan filosofi tersendiri. Permainan anak-anak sangat perlu kita bangkitkan kembali karena mengandung nilai kearifan lokal, kreativitas, menumbuhkan sikap berani, mandiri, dan ramah lingkungan. Bahkan, tergolong permainan anak – anak yang murah, karena kita dapat memanfaatkan alat apa saja yang ada disekitar kita. Salah satu upaya pelestarian permainan tradisional anak - anak adalah dengan diselenggarakannya  Kegiatan Kaulinan Barudak Urang Lembur oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan Alimpaido.
                            





 

 

B.  Alimpaido Permainan Tradisional Mengandung Nilai Kehidupan


Salah satu cara melestarikan Kaulinan Barudak adalah dengan menggelar kompetisi permainan anak – anak yang disebut “Alimpaido”. Ya nama kompetisi ini memnag diambil dari  Olimpiade yang diplesetkan, Alimpaido berasal dari Bahasa Sunda. Alim yang memliki arti tidak mau, sementara Paido berarti dibohongi. Jadi, Alimpaido dapat kita artikan tidak mau curang yang merupakan makna hakiki permainan anak – anak yang syarat nilai budaya dan kreatvitas.

Contoh permainan yang dipertadingkan dalam Alimpaido adalah egrang, kelom batok, rorodaan, engkle/sondah, sorodot gaplok, perepet jengkol, gatrik, gasing, bedil jepret, dan sumpit. Selain bidang olahraga tadi, alimpaido juga memperlombakan cabang kesenian seperti lomba tari klasik sunda, kawih, dogeng bahasa sunda, atatupun menulis aksara sunda.  Ya Alimpaido mengandung banyak nilai kehidupan yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari – hari diantaranya kejujuran, kreatvitas, dan kekompakan anak-anak.













Penulis mengutip dari salah satu portal berita yang ada yaitu sebagai berikut “Alimpaido tahun ini diikuti oleh perwakilan 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dengan mempertandingkan 10 permainan tradisional. Bahkan ditahun depan kami berencana menyenggarakan Alimpaido tingkat Nasional” ujar Ahmad Heryawan selaku Gubernur Jawa Barat. Dan itu artinya setiap kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat mengirimkan para putra-putri terbaik daerahnya untuk mewakili dan bertanding dalam kegiatan Alimpaido.

C.   PERANAN ALIMPAIDO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA TRADISIONAL

Tak salah memang mengenalkan anak-anak dengan teknologi, akan tetapi jangan sampai melupakan permainan tradisional yang ada, karena permainan tradisional memiliki banyak nilai kehidupan yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari – hari. Dan penulis rasa, program yang dilakukan pemerintah Jawa Barat untuk melestarikan permainan tradisional dengan diadakannya Alimpaido cukup baik, masyarakat Jawa Barat pun mendukung dengan mengirimkan putra-putri terbaik mereka diajang Alimpaido ini. Namun, penulis melihat bahwa cabang seni yang di perlombakan pada kegiatan ini masih sangat terbatas.

       Harapan penulis, bukan hanya pemerintah yang ada di Jawa Barat saja yang memiliki perhatian dalam mengangkat budaya yang terlupakan melalui Alimpaido tetapi daerah lain pun memiliki kegiatan sejenis Alimpaido. Dan untuk kedepannya untuk cabang seni yang dilombakan menjadi lebih banyak dan bervariatif.


Refrensi 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar