Selasa, 27 Oktober 2015

Priska Andini 1506714422 Angklung, Kesenian Jawa Barat yang Mendunia

Angklung, Kesenian Jawa Barat yang Mendunia


Oleh : Priska Andini

A.   Angklung dan Dinamikanya







Jika mendengar kata “angklung”, maka yang terbayang dalam benak kita adalah alunan musik yaang berasal dari bambu memainkan lagu-lagu sederhana, tradisional, dan berkesan konvensional. Fenomena ini sama sekali tidak dapat di persalahkan mengingat hingga kini lagu angklung tradisional tetap dipertahanakan, karena bagaimana pun akar dari musik angklung adalah musik daerah tersebut. Musik Angklung pun tidak menegenal adanya segmentasi. Golongan apapun, dan usia berapa pun tanpa terkecuali. Ya itu semua karena sangatlah mudah untuk memainkan angklung, jika memperhatikan hal tersebut sangatlah disayangkan jika angklung tidak mendapatkan perhatian yang layak dan tidak mendapatkan tempat sebagaimana mestinya. Apalagi kita semua tau bahwa angklung sudah dikenal di dunia internasional.
B.   Eksistensi Angklung  dalam Menghadapi Era Globalisasi
Indonesia memiliki beragam kebudayaan. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kita sebagai generasi penerus bangsa dapat melestarikan kebudayaan negara kita sebagai bagian dari identitas diri bangsa. Angklung merupakan salah satu budaya Jawa Barat yang menjadi khasanah bangsa. Mungkin kebanyakan orang menilai bahwa angklung hanyalah simbol budaya sunda. Padahal kenyataannya, angklung bisa menjadi kebanggaan bangsa Indonesia untuk disejajarkan dengan budaya dari bangsa lain. Dengan begitu angklung bukan hanya milik masyarakat Sunda, melainkan milik masyarakat bangsa Indonesia. Kebudayaan itu selalu dinamis, dalam tahapan historis perkembangan suatu budaya dibagi menjadi tiga tahapan yaitu masa dulu, masa kini, dan masa depan. Beberapa sumber mengatakan bahwa ada kemungkinan angklung sudah dikenal sejak zaman Neolitikum. Di lain pihak catatan mengenai keberadaan angklung baru ada sejak kerajaan Sunda berdiri sekitar abad 12. Bukti tertulis keberadaan angklung dapat dilihat di Prasasti Cibadak tahun 1031 SM di Sukabumi, Jawa Barat.


Dalam mitosnya, angklung dulu digunakan sebagai bagian ritual yang mengawali penanaman padi. Hal itu muncul ketika masyarakat Sunda yang agraris dan memiliki sumber mata pencaharian sebagai petani padi. Permainan angklung disajikan dalam pertunjukan arak-arakan yang dikenal dengan iring-iringan Rengkong dan Jampana (usungan pangan) dan dari sinilah muncul mitos terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai Dewi Padi yang akan turun ke bumi dan akan memberikan kesuburan pada padi yang ditanami oleh rakyat dengan dimainkannnya musik angklung.
Angklung tidak lagi berfungsi hanya sebagai sarana upacara keagamaan, melainkan menjadi alat pendidikan musik nasional, yang mempuk nilai kerjasama, disiplin, keterampilan, dan tanggung jawab. Tujuan dijadikan alat pendidikan adalah untuk membangkitkan perhatian masyarakat Indonesia terhadap musik tradisional dan mengembangkan musikalisasinya sebagai kekayaan budaya bangsa. Oleh karena itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI menyakan angklung sebagai alat pendidikan musik nasional dengan diterbitkannya Surat Keputusan No. 187/1967 pada tanggal 23 Agustus 1968. Di Argentina angklung  juga sudah mulai dikenal, dimana angklung dijadikan pelajaran disekolah. Pada tahun 2002 Departemen Luar Negeri RI juga memberikan kesempatan kepada siswa dan siswi mancanegara untuk mempelajari dan mengenal lebih dalam musik angklung. Sehingga angklung juga berfingsi sebagai media untuk menjalin persahabatan dengan negara lain.


Pengakuan terhadap keberadaan angklung oleh dunia internasional pertama kali dilakukan oleh musikus besar asal Autralia yaitu Igor Hmel Nitsky pada tahun 1955, dan semakin terkenal hingga sekarang.

Bahkan rekor dunia bermain angklung pernah diciptakan di Beijing, China yang melibatkan 5.393 peserta di Stadion Buruh Beijing. Acara tersebut diselenggarakan oleh KBRI. Sementara itu di tanah air, khususnya di Jawa Barat kita juga bisa menikmati wisata angklung. Salah satunya di Saung Angklung Udjo yang terletak di Jalan Padasuka No 118, Bandung. Di sini hampir setiap hari diadakan pertunjukan angklung. Wisata angklung bisa menjadi pilihan menarik untuk liburan Anda. Jadi Anda bisa turut serta menikmati dan belajar kesenian khas Indonesia ini.

C.   Angklung Dimasa Kini dan Mendatang

Eksistensi musik angklung di masa yang akan datang, akan sangat berpengaruh pada kesungguhan kita dalam mengelola dengan penuh perhatian tanpa adanya maksud untuk membela kepentingan kelompok tertentu. Angklung memang sudah di kenal di dunia merupakan kesenian Indonesia khususnya Jawa Barat dan yang menjadi tugas kita bersama untuk tetap menjaga dan melestarikan kesenian tradisional yang kita miliki.

Sebagai generasi penerus bangsa kita patut melestarikan budaya tradisional yang ada. Khususnya angklung, jangan sampai nantinya warga asing lebih mengetahui kebudayaan tradisional negara kita, dibanding kita sebagai pemilik kebudayaan tersebut.

Refrensi

https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung
http://www.andriewongso.com/articles/details/14430/Bandung-Pecahkan-Rekor-Pemain-Angklung-Terbanyak-di-Dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar