Kamis, 22 Oktober 2015

Bobby Kaisar Hardi / 1506761431 - Tergesernya Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar


I. Pendahuluan
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.

II. Isi

Dahulu Bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar sesuai kaidah berbahasa yang baik dan benar. Dalam catatan sejarah kita ketahui bahwa salah satu isi sumpah pemuda tanggal 25 oktober yaitu Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Namun kini, seiring dengan perkembangan zaman teknologi dan pengaruh budaya luar, Bahasa Indonesia justru rusak di tangan para pemudanya sendiri. Penggunaan Bahasa Indonesia oleh remaja masa kini, terutama di kota-kota besar, sangat tidak sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar. Remaja mencampur-adukkan Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa daerah dan asing kemudian menyebutnya sebagai bahasa gaul. Kosakata baru banyak muncul untuk mengganti kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Misalnya gue  untuk mengganti kata saya; loe untuk mengganti kata kamu; nyokap-bokap untuk mengganti kata ayah-ibu dan muncul kosa kata yang tidak jelas artinya seperti jijay, lebay, kamseupay dan muncul partikel-partikel seperti -sih dan dong.
Ironisnya, penggunaan bahasa gaul ini tidak hanya di lingkungan pergaulan, namun telah mendarah daging dan tak jarang digunakan remaja di sekolah, remaja spontan berbicara atau menulis dengan bahasa gaul dengan teman dan guru karena telah terbiasa menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Bahasa gaul cepat berkembang dikalangan remaja, karena bahasa gaul pada umunya digunakan sebagaai sarana komunikasi diantara sesamanya.pada saat remaja bertemu dan berkumpul dengan teman sebaya mereka, pasti mereka akan menggunakan bahasa tersebut dalam percakapan mereka. Apabila mereka tidak menggunakan bahasa gaul mereka akan dikatakan tidak gaul, kampungan dan sebagainya . Ini sangat memprihatinkan. karena seperti yang kita ketahui mereka lebih bangga dengan bahasa gaul yang secara langsung atau tidak langsung merusak bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Sehingga bahasa Indonesia semakin pudar bahkan dianggap kuno di mata remaja dan itu menyebabkan turunnya derajat bahasa indonesia.
1.       Salah satu faktor penyebab runtuhnya nilai asli dalam penggunaan bahasa Indonesia adalah pengaruh dari berbagai media dalam menyebarkan kosakata baru sehingga kosakata tersebut menjamur ke berbagai kalangan. Contohnya saja seperti kaos Dagadu dan kaos Jogger yang biasanya tersirat pesan berisi tulisan dengan bahasa yang sedikit nyeleneh pada bagian belakang dan depan kaos. Itu tentunya menarik sebagai aspek strategi berbisnis, tapi ketika bahasa tersebut dianggap keren dan mulai digunakan oleh berbagai pihak maka nilai bahasa yang sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar akan mulai luntur.
2.       Faktor kedua adalah runtuhnya era Soeharto yang berujung pada reformasi kebebasan pers dalam memberikan informasi. Semakin terbukanya gerak-gerik pers dalam menyampaikan informasi tersebut agaknya membuat nilai bahasa yang sesuai kaidah menjadi pudar karena dalam penulisan berita atau headline, mereka berlomba-lomba untuk membuat suatu judul yang menarik yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik yang benar.
3.       Faktor ketiga adalah sedang gempornya isu AFTA yang sedikit menggeserkan sistem pendidikan Indonesia yang kali ini lebih condong dan sedang getol-nya mengutamakan bahasa Inggris sebagai bahasa yang wajib dipelajari agar ingin sukses dalam menghadapi AFTA. Bisa dilihat di berbagai instansi pendidikan bahasa Indonesia kini kurang ditekankan.
4.       Selain itu, jika kita sering melihat media Internet, banyak artikel yang membahas tentang kurangnya kemampuan mahasiswa dalam menulis surat kepada dosennya dengan menggunakan bahasa yang baku dan sesuai kaidah bahasa. Ini tentunya sebagai acuan bahwa mayoritas mahasiswa belum bisa menulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Faktor-faktor Pendukung Maraknya Bahasa Gaul di Kalangan Remaja
Perkembangan bahasa gaul di kalangan remaja sangatlah cepat. Mengapa?? Karena didukung oleh beberapa faktor  yang cukup berpengaruh terhadap kondisi lingkungan remaja. Antara lain :
1.       Adanya bahasa gaul ditandai dengan menjamurnya internet dan situs-situs jejaring sosial yang berdampak signifikan terhadap perkembangan bahasa gaul. Penikmat situs-situs jejaring sosial yang kebanyakan adalah remaja, menjadi agen dalam menyebarkan pertukaran bahasa gaul.Tulisan seorang remaja di situs jejaring sosial yang menggunakan bahasa ini, akan dilihat dan bisa jadi ditiru oleh ribuan remaja lain. Misalnya, Facebook, Twitter, Friendster.
2.       Karena pengaruh lingkungan. Umumnya para remaja menyerap dari percakapan orang-orang dewasa di sekitarnya, baik teman sebaya atau keluarga.
Peran media:
1.       Media Elektronik yang menggunakan istilah bahasa gaul dalam film-film khusunya film remaja dan iklan, misal dari adegan percakapan di televisi. Aritnya bahasa gaul tidak hanya terjadi karena kontak langsung antara masyarakat itu sendiri, tapi sebagian besar karena “disuapi” oleh media.
2.       Media Cetak, misalnya bahasa yang ada dalam majalah, surat kabar atau koran. Selain itu, pembuatan karya sastra remaja misalnya cerpen atau novel yang umumnya menggunakan bahasa gaul.
3.       Dampak dari pembangunan dan perkembangan zaman atau modernisasi, dimana segala hal yang ada di lingkungan kita harus selalu ter up-to date. Dampak dari modernisasi yang paling terlihat adalah gaya hidup, seperti cara berpakaian, cara belajar, aplikasi teknologi yang makin maju maupun cara bertutur kata (pemakaian bahasa).
Yang pasti, bahasa gaul akan selalu muncul dan berkembang sesuai zaman masing-masing. Beberapa tahun lalu, istilah “memble aje” atau “Biarin, yang penting kece” sempat ngetren. Istilah-istilah tersebut lantas tenggelam dengan sendirinya, tergantikan oleh istilah lain. Di antaranya, “so what gitu loh”, “jayus”, dan “Kesian deh lo!”.
Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia.
Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul dari pada pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:
·         Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul.
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pudarnya bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul.
·         Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia.
            Karena bahasa gaul yang begitu mudah untuk digunakan berkomunikasi dan hanya orang tertentu yang mengerti arti dari bahasa gaul, maka remaja lebih memilih untuk menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga bahasa Indonesia semakin pudar bahkan dianggap kuno di mata remaja dan juga menyebabkan turunnya derajat bahasa indonesia.
·         Menyebabkan punahnya Bahasa Indonesia.
    Penggunaan bahasa gaul yang semakin marak di kalangan remaja merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Sehingga tidak dapat dipungkiri suatu saat bahasa Indonesia bisa hilang karena tergeser oleh bahasa gaul di masa yang akan datang.
Dampak dari Penggunaan Bahasa Gaul
·         Dampak Positif
Dampak positif dengan digunakannya bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.
·         Dampak Negatif
Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit pengguna bahasa  Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Bahasa gaul dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.

Bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam acara yang formal. Misalnya ketika sedang presentasi di depan kelas.

Sumber Referensi:
http://nurmaliaandriani95.blogspot.co.id/2013/07/kontaminasi-budaya-asing-karya-tulis.html
http://endangsetiaratnasari.blogspot.co.id/2014/01/pudarnya-penggunaan-bahasa-indonesia.html
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas%20Tentang%20Sejarah%20Bahasa%20Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar